PATI UPDATE – Sudah menjadi kebiasaan jika tubuh sedang tidak nyaman, kerokan akan dipilih oleh seseorang. Terlebih jika seseorang merasa sedang masuk angin.
Kerokan dipilih lantaran dianggap bisa menyelesaikan masalah kerokan. Bahkan, sebagian orang merasa telah memperoleh manfaatnya.
Meskipun begitu, kerokan sebenarnya tidak disarankan. Terlebih jika dilakukan terlalu sering oleh seseorang.
Kenapa?
Kerokan bisa membuat kulit menjadi lebih tipis. Pori-pori pun akan lebih cepat terbuka. Pada akhirnya, seseorang akan lebih sering mengalami masuk angin.
Baca Juga: 5 Manfaat Daun Beluntas Bagi Kesehatan, Ampuh untuk Dijadikan Obat Tradisional
Di samping itu, menipisnya lapisan kulit memungkinkan kulit menjadi lecet. Kemudian, bakteri atau kuman pun lebih mudah masuk.
Kalau kuman sudah masuk ke dalam tubuh, risikonya akan ditanggung sendiri oleh seseorang. Ia akan lebih mudah jatuh sakit andai sistem imunitas tubuhnya lemah.
Lalu, apakah kerokan dilarang?
Secara umum, kerokan sendiri tidak dikenal dalam dunia medis. Tetapi, para dokter masih netral memandang fenomena ini.
Alasannya sangat sederhana. Kerokan ini seakan menjadi warisan budaya yang diturunkan secara turun temurun.
Artinya, kebiasaan ini sudah dilakukan sejak zaman dahulu.
Dokter spesialis penyakit di RSUD Sawah besar, Andi Khomeini Takdir menjelaskan bahwa ilmu medis tidak mengenal istilah kerokan. Tetapi, kebiasaan ini dipandang netral oleh sejumlah dokter.
Secara tidak langsung, ia memberikan penjelasan bahwa kebiasaan tersebut tidak dilarang, tetapi tidak juga dianjurkan.
Hanya saja, dokter Andi mewanti-wanti setiap orang untuk berhati-hati.
